Tampilkan postingan dengan label makanan balita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label makanan balita. Tampilkan semua postingan

Mengenalkan Menu Makanan Baru Pada Balita


Para ibu sering merasa putus asa ketika anak balitanya susah sekali untuk makan. Anda pun banyak melakukan inovasi pada variasi menu, tetapi mereka susah sekali untuk diajak kompromi.

Pertama-tama, Anda harus pahami dahulu bahwa anak susah untuk mencoba hal-hal baru bahkan mungkin saja tidak menyukai hal tersebut, termasuk dalam hal ini menu makanan baru. Tugas Andalah untuk menghilangkan anggapan negatif itu. Berikut ini tipsnya seperti dipaparkan penulis ‘The Mom 100 Cookbook: 100 Recipes Every Mom Needs in Her Back Pocket’ Katie Workman pada Parenting USA:

Jangan berspekulasi negatif
Yang harus Anda lakukan pertama kali adalah tidak berspekulasi negatif terlebih dahulu. Tanpa disadarai Anda sering beranggapan bahwa si kecil tidak suka terhadap menu baru yang Anda buat, padahal kenyataannya belum tentu seperti itu. Mungkin saja kali ini si kecil akan menyukainya.


Mulailah dengan Porsi Kecil
Katie menyebutkan hal ini berkali-kali dalam bukunya. Khususnya pada makanan olahan ikan mulailah dengan porsi kecil. Hal ini karena anak-anak akan langsung menolaknya. Mulailah dengan gigitan kecil yang lezat akan membuat anak ‘ketagihan’.


Sedikit ‘cuek’
Walaupun ini tidak baik, tetapi tidak ada salahnya Anda terlihat sedikit ‘cuek’ terhadapnya. Bila Anda terlihat sangat mengharapkan si kecil untuk mencoba makanan baru, maka kemungkinan besar anak akan menolak. Cukup dengan sedikit tidak menghiraukan saja, jangan berlebihan.

‘Manfaatkan’ teman anak Anda
Apabila tips di atas belum mampu membuat anak Anda secara sukarela mencoba makanan baru cobalah dengan mengundang teman dari anak Anda yang memiliki selera makan besar untuk makan siang di rumah. Anak kecil suka mencontoh apa yang temannya lakukan, dengan begitu anak Anda akan ikut mencoba menu makanan baru yang Anda buat.

Sumber: detik.com

Makanan Pendamping ASI


Makanan pendamping ASI (air susu ibu) adalah makanan atau minuman yang mengandung nutrisi yang sesuai untuk bayi dan cocok diberikan sebagai pelengkap ASI setelah bayi mencapai umur tertentu. Makanan dan minuman pendamping ini biasanya diberikan kepada bayi yang berusia diatas 6 bulan. Pada usia tersebut bayi dipandang sudah siap diperkenalkan dengan makanan selain ASI yang sesuai untuk dirinya.

Makanan pendamping ASI (disingkat MPASI) ini bukanlah makanan pengganti air susu ibunya, sebab walau bagaimanapun ASI masih harus tetap diberikan. Makanan dan minuman tersebut diberikan karena bayi sudah semakin besar dan memerlukan nutrisi lain yang dibutuhkannya, yang tidak dapat dipenuhi oleh ASI. Memberi makanan dan minuman pendamping untuk bayi harus hati-hati dan bertahap karena sistem pencernaan bayi yang belum siap sepenuhnya. Nah, bagaimana cara memberi makanan pendamping asi, yuk simak uraian berikut ini :  

Tanda-tanda bayi siap dengan makanan pendamping ASI
Bayi yang sudah siap menerima makanan pendamping air susu ibu biasanya akan menunjukkan tanda-tanda tertentu, baik secara fisik maupun secara psikologis. Tanda bayi siap secara fisik misalnya : bayi sudah jarang muntah atau berhenti sama sekali, bayi mampu menelan makanan semi padat, mampu memindahkan makanan dari bagian depan mulut ke belakang, bayi sudah bisa menahan kepala agar tetap tegak, sudah bisa duduk dengan atau tanpa bantuan, serta bisa menjaga keseimbangan tubuh.

Sedangkan secara psikologis, tanda bayi siap menerima makanan pendamping asimisalnya : bayi mampu membuka mulutnya sebagai tanda ingin makan, menunjukkan rasa lapar dengan mendekati makanan, jika sudah kenyang bayi akan membuang muka atau menjauh dari makanan, bayi terlihat lebih mandiri dan eksploratif, serta tanda-tanda lain yang menunjukkan ketertarikan pada makanan atau minuman kesukaannya.

Contoh makanan pendamping air susu ibu
Makanan untuk pendamping asi haruslah memiliki tekstur yang lembut. Hal ini untuk menyesuaikan dengan sistem pencernaan bayi yang belum sempurna. Untuk tahap pengenalan makanan tersebut malahan bentuknya harus cair menyerupai ASI, misalnya bubur susu.

Bubur susu adalah makanan campuran yang dibuat dari beras yang ditumbuk halus kemudian dimasak sampai menjadi bubur. Jika sudah dingin dan siap dihidangkan bubur tersebut dicampur dengan ASI, sehingga disebut bubur susu. Bubur susu merupakan contoh makanan pendamping asi yang memiliki tekstur yang lunak atau lembut. Selain tekstur, yang harus diperhatikan saat membuat bubur susu adalah soal  kebersihannya.

Makanan untuk pendamping asi sebaiknya berupa makanan olahan sendiri dan bukan makanan kaleng atau hasil pabrik. Keuntungan makanan olahan sendiri adalah lebih fresh, bebas dari bahan pengawet, serta kebersihannya bisa langsung dikontrol. Selain itu dari segi ekonomi juga lebih murah. Makanan MPASI hasil olahan pabrik hanya diberikan manakala situasinya mendesak seperti bencana alam.

Sebagai selingan, selain bubur susu, makanan atau minuman pendamping yang juga dianjurkan adalah jus buah dan jus sayur. Misalnya pisang, pepaya, apel, wortel dan lain-lain. Setelah 7 bulan bayi bisa diberikan makanan dengan tekstur yang lebih kasar misalnya nasi tim yang disaring halus.

Cara memberi makanan pendamping asi
Sistem pencernaan pada bayi usia 6 bulan baru terbentuk dan belum sepenuhnya sempurna. Karena itu dalam memberi makanan pendamping air susu ibu harus ekstra hati-hati dan bertahap. Perhatikan reaksi buah hati anda saat memperkenalkan makanan atau minuman tersebut. Jangan sampai kita terus memberinya makanan sementara bayi sudah menunjukkan tanda-tanda penolakan.

Berikut beberapa cara memberi dan mengenalkan makanan pendamping asi untuk si buah hati :
  1. Karena sifatnya mengenalkan, maka berikan makanan MPASI dalam jumlah sedikit.
  2. Pengenalan makanan untuk mendampingi asi sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang.
  3. Coba taruh makanan di dekat bayi namun tidak menawarkannya, biasanya bayi akan mau mencobanya jika ditemani.
  4. Selama masa pengenalan orang tua juga memberi contoh, misalnya pura-pura ikut mencicipi makanan.
  5. Memberi makanan pendamping harus serileks mungkin, sehingga anak menunjukkan minatnya serta tidak takut mencoba.
  6. Secara bertahap tambahkan makanan baru pada makanan kesukaannya.
  7. Segera hentikan jika pendamping asi tersebut menyebabkan bayi anda muntah atau gejala mau muntah. Selanjunya ganti dengan makanan lain yang sejenis.

Tips Memberi Makan Balita


Memberi makan balita gampang-gampang susah. Soal makan, anak balita sesungguhya tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Selera makan balita juga dapat naik turun. Bila balita makannya lebih sedikit dari pada biasanya, Anda tidak perlu cemas. Anda juga tidak perlu membujuk atau memaksanya untuk makan lebih banyak. 

Karena, makanan yang dimakan dengan sukarela akan lebih baik dicerna dari pada makanan yang dipaksakan. Bila balita makan dengan cara dipaksa, maka tidak akan ada air liur dan getah lambung yang berguna membantu proses pencernaan.

Ada beberapa tips yang dapat dipakai dalam memberi makan balita :

1. Usahakan agar sebelum makan, balita Anda berada dalam keadaan cukup lapar. Balita akan merasa lapar bila 3 – 4 jam sebelumnya tidak makan apa-apa. Dalam kondisi demikian barulah akan timbul selera makan. 

2. Biasakanlah memberi makan anak balita secara teratur pada jam-jam yang telah ditentukan. Dengan demikian setiap kali berada pada jam-jam tersebut terbentuk refleks makan yang dapat mengeluarkan air liur dan getah lambung yang berguna bagi pencernaan yang sempurna.

3. Jangan berikan cemilan yang manis-manis, seperti permen, coklat, sirup dan lain-lain diantara jam-jam makan. Makanan tersebut dapat menurunkan rangsangan pada pusat syaraf di otak sehingga selera makan balita Anda jadi turun.

4. Berikan variasi menu makanan atau penyajian makanan kesukaannya, dan aturlah suasana makan sedemikian rupa sehingga selera makannya timbul.

5. Balita yang malas makan tidak perlu dibujuk, dijanjikan sesuatu, apalagi dipaksa bila tak mau menghabiskan makanan yang disajikan. Simpan saja makanan itu untuk jam berikutnya. Jangan takut, bila balita lapar ia akan minta dengan sendirinya atau menunjukkan tanda-tandanya.

Memberi makan anak diatas 1 tahun

Saat Anak Anda berusia 1 tahun keatas, ia akan mulai memilih makanannya, menolak untuk makan setelah beberapa suapan dan menolak untuk duduk di meja makan pada waktu harus makan.

Anak kecil memerlukan sekitar 1000 kalori per harinya dan dibagi dalam 3 kali makan serta 2 kali makanan kecil. Tingkat pertumbuhannya mulai menurun sehingga ia tidak memerlukan banyak makanan saat itu.

Jangan cemas bila pola makannya mulai sedikit kacau dan tidak pernah sama setiap harinya. Jangan pula  membuat waktu makan anak balita Anda menjadi tegang, yaitu untuk menjaga agar anak tetap terjaga selera makannya. Semakin keras Anda memaksanya, semakin besar kemungkinannya untuk berontak.

Dorong semangatnya untuk makan dengan memberinya beberapa pilihan makanan sehat dan biarkanlah ia memilih makanannya sendiri. Sediakan makanan yang bervariasi, baik rasa maupun tampilannya, agar ia tertarik untuk makan. Ingat juga bahwa balita memerlukan makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna sama seperti yang diperlukan oleh orang dewasa.

Yang juga penting dilakukan adalah makanan yang anda berikan perlu dilembutkan atau dipotong kecil-kecil sehingga mudah untuk dikunyah. Makanan yang lembut dan kecil-kecil dapat mengurangi kemungkinan anak balita dari bahaya tersedak yang dapat menutup jalan nafasnya. Usahakan agar anak anda makan sambil duduk dan didampingi oleh orang tua atau pengasuhnya.

Setelah anak berusia 1 tahun, ia sudah dapat minum dari gelas. Dan sebagian besar kalori yang diperolehnya berasal dari makanan padat, sehingga kebutuhan akan susu mulai menurun.

Memberi makan anak usia 2 – 3 tahun

Sebagian besar orang tua menginginkan anaknya yang masih kecil makan makanan seimbang 3 kali sehari, ditambah snack yang ringan dan bergizi pada pagi dan sore hari. Namun hanya sedikit anak usia 2 – 3 tahun  yang dapat menjalani jadwal tersebut setiap harinya.

Selera makan anak usia 2 – 3 tahun bisa dipengaruhi oleh banyak faktor.  Anak mungkin tidak mau makan karena kecapaian, terlalu gembira atau hanya karena tidak mauuntuk duduk diam. Mungkin juga anak menolak makanan yang hari kemarin disukainya. Anda tidak perlu mempersoalkan berbagai macam kelakuannya. Biarkan anak memilih makanan lain yang ada di piring atau di meja untuk dimakan. Selama anak memilih makanan yang tidak terlalu manis, asin, kecut, pedas atau berlemak jangan melarangnya.

Dorong anak untuk mencoba makanan baru dengan menawarkan sedikit untuk dicoba. Jangan memaksanya untuk makan seporsi penuh makanan yang tidak biasa ia makan.

Anak usia 2 – 3 tahun biasanya tidak memerlukan vitamin atau suplemen tambahan. Namun demikian, bila anak anda sangatpemilih dan susah makan makanan yang bergizi seimbang, anda harus berkonsultasi dengan dokter spesialis anak mengenai perlu tidaknya pemberian vitamin atau suplemen tambahan.

Entri Populer